Merawat Orang Sakit Dalam Nilai-nilai Aswaja. perawatan orang sakit dalam Islam lebih mengarah kepada spiritual dan doa, optimis, husnudzan kepada Allah dan bentuk Ruhani lainnya.
Diceritakan dari pengalaman KH Ma'ruf Khozin dalam facebooknya. tanggal 9 September 2019.
Ada seorang Ibu Dosen di Universitas NU Surabaya yang menghampiri KH Ma'ruf Khozin dan menanyakan tentang nilai-nilai keperawatan dalam pandangan Aswaja.
Bacalagi: Pesan Mbah Moen Agar Punya Pakaian Luar dan Dalam
KH Ma'ruf Khozin pun sedikit lebih berhati-hati dalam menjawab karena tidak ada persiapan sebelumnya. Untungnya, beliau dulu pernah diminta mengisi Fikih Kedokteran di RSI Jemursari, Rumah Sakit kebanggaan NU di Surabaya. Juga RSI Wonokromo.
Pada intinya perawatan orang sakit dalam Islam lebih mengarah kepada spiritual dan doa, optimis, husnudzan kepada Allah dan bentuk Ruhani lainnya. Namun faktor ini pula yang menjadi harapan dan peluang besar dalam proses kesembuhan. Sebab tugas seorang perawat dengan dedikasi sabar, ramah dan sebagainya sudah dijelaskan dalam Ilmu Medis dan Kuliah Ilmu Keperawatan.
Misalnya ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang sakit menjelang wafatnya, Sayidah Aisyah membacakan Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kemudian ditiupkan dan diusapkan ke tubuh Nabi (HR Bukhari)
Bacalagi: Posisi NU Pasca Wafatnya KH Maimoen Zubair
Jika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjenguk beberapa sahabat yang sedang sakit maka Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam senantiasa mendoakan kesembuhan, mengajak untuk sabar menghadapi musibah dan sebagainya.
Jika menjelang wafatnya pasien hendaknya perawat yang bisa membaca Al Qur'an untuk membaca Yasin di dekatnya. Ini ciri khas NU asli. Meskipun hadis dalam masalah ini adalah dhaif namun ada sahabat Ghudlaif Tsumali yang sedang sakit dan dijenguk oleh beberapa Tabi'in, maka dibacakan Yasin oleh Sholeh bin Syuraih. Riwayat ini terdapat dalam Musnad Ahmad dan dinilai Hasan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Talkhis.
Bacalagi: Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Mbah Hasyim Asy'ari
Selesai wawancara, KH Ma'ruf khozin pun bertanya dari mana beliau tahu beliau, Ibu tersebut mendapat arahan dari Prof. Kacung Marijan, Guru Besar Ilmu Politik Unair, pernah menjabat Dirjen di Kemendikbud di masa Pak SBY, pernah jadi Ketua PBNU periode sebelumnya, dan saat ini sedang menjadi Wakil Rektor Unusa.
Ada seorang Ibu Dosen di Universitas NU Surabaya yang menghampiri KH Ma'ruf Khozin dan menanyakan tentang nilai-nilai keperawatan dalam pandangan Aswaja.
Bacalagi: Pesan Mbah Moen Agar Punya Pakaian Luar dan Dalam
KH Ma'ruf Khozin pun sedikit lebih berhati-hati dalam menjawab karena tidak ada persiapan sebelumnya. Untungnya, beliau dulu pernah diminta mengisi Fikih Kedokteran di RSI Jemursari, Rumah Sakit kebanggaan NU di Surabaya. Juga RSI Wonokromo.
Pada intinya perawatan orang sakit dalam Islam lebih mengarah kepada spiritual dan doa, optimis, husnudzan kepada Allah dan bentuk Ruhani lainnya. Namun faktor ini pula yang menjadi harapan dan peluang besar dalam proses kesembuhan. Sebab tugas seorang perawat dengan dedikasi sabar, ramah dan sebagainya sudah dijelaskan dalam Ilmu Medis dan Kuliah Ilmu Keperawatan.
Misalnya ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang sakit menjelang wafatnya, Sayidah Aisyah membacakan Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kemudian ditiupkan dan diusapkan ke tubuh Nabi (HR Bukhari)
Bacalagi: Posisi NU Pasca Wafatnya KH Maimoen Zubair
Jika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjenguk beberapa sahabat yang sedang sakit maka Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam senantiasa mendoakan kesembuhan, mengajak untuk sabar menghadapi musibah dan sebagainya.
Jika menjelang wafatnya pasien hendaknya perawat yang bisa membaca Al Qur'an untuk membaca Yasin di dekatnya. Ini ciri khas NU asli. Meskipun hadis dalam masalah ini adalah dhaif namun ada sahabat Ghudlaif Tsumali yang sedang sakit dan dijenguk oleh beberapa Tabi'in, maka dibacakan Yasin oleh Sholeh bin Syuraih. Riwayat ini terdapat dalam Musnad Ahmad dan dinilai Hasan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Talkhis.
Bacalagi: Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Mbah Hasyim Asy'ari
Selesai wawancara, KH Ma'ruf khozin pun bertanya dari mana beliau tahu beliau, Ibu tersebut mendapat arahan dari Prof. Kacung Marijan, Guru Besar Ilmu Politik Unair, pernah menjabat Dirjen di Kemendikbud di masa Pak SBY, pernah jadi Ketua PBNU periode sebelumnya, dan saat ini sedang menjadi Wakil Rektor Unusa.
COMMENTS