Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah Mbah Hasyim Asy'ari. Salah sat karya kitab Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari adalah kitab yang berjudul "Risalah Ahlussunnah Waljamaah".
Salah sat karya kitab Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari adalah kitab yang berjudul "Risalah Ahlussunnah Waljamaah". Dikitab ini Mbah Hasyim banyak memberi petunjuk bagi para nahdliyin agar berhati-hati terhadap mujassimah abad sekarang ini;
Berikut adalah pemaparan dari isi kitab Mbah Hasyim;
Di antara penyebab kemunculan dan terjadinya banyak penyimpangan didalam Agama Islam, menurut hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) adalah sebagai berikut:
1. Banyak yang Tidak Menguasai seluk-beluk bahasa Arab dan juga berbagai gaya bahasa (Asalib) dalam berbahasa di bahasa Arab.
Hadratus Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa dari sekian banyak orang yang tersesat dari jalan yang haq (benar) yaitu dikarenakan telah mengikuti pemahaman orang jahil, yaitu orang-orang yang jelas tidak memiliki kemampuan dan keahlian dalam pengetahuan yang cukup tentang penguasaan berbagai gaya bahasa didalam tata bahasa arab. Beliau (mbah Hasyim) menyatakan:
“Al-Ashmu'i meriwayatkan dari al-Khalïil dari Abu 'Amr ibn al-'Ala-‘, ia berkata:
“fakta dari Kebanyakan orang yang Zindik di negara Irak disebabkan karena kebodohan mereka sendiri tentang penguasaan tata bahasa Arab."
Dari penjelasan pertama ini, maka mari kita terus mengaji ilmu bahasa arab, nahwu dan shorof sebagai dasar penguasaan bahasa arab dan penguasaan membaca kitab dengan benar dan tidak asal.
2. Banyak yang Tidak Memiliki Perangkat Penguasaan Keilmuan yang Cukup
Mbah Hasyim Ketika menjelaskan kewajiban bermadzhab (yaitu salah satu madzhab 4) untuk orang awam, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy-'ari menegaskan bahwa penguasaan pemahaman seseorang yang awam sekali itu tidak diperhitungkan sama sekali, hal itu selama tidak sesuai dengan penguasaan pemahaman oleh para ulama yang benar-benar Ahlul Haqq al-Akaabir al-Akhyaar.
Oleh Karena itu, maka sesungguhnya masalahnya itu bukan berada pada ayat (teks-teks) al-Qur’an ataupun hadits-hadits yang shahih, Akan tetapi masalahnya adalah terletak pada penguasaan pemahaman yang keliru (bahkan tidak benar) terhadap ayat (teks-teks al-quran) tersebut. Oleh karenanya, setiap ahli bid'ah (mujassimah) dan orang-orang yang sudah tersesat pun mengaku telah memahami ajaran-ajaran mereka sendiri yang batil dari al-Kitab dan juga as-Sunnah. Hal itu pun tidak akan menyelamatkan diri mereka dari kesalahan-kesalahnya.
Dari dua hal ini yang diutarakan oleh mbah hasyim, maka ini sangat penting kaedah ini untuk dapat diikuti dan juga diamalkan. Dan yang paling penting untuk dipahami adalah dari apa yang ditegaskan mbah KH. Hasyim Asy'ari yaitu seseorang yang tidak mempunyai derajat mujtahid mutlak maka sudah sewajibnya mengikuti (bertaklid) kepada salah satu imam madzhab empat dan orang tersebut tidak diperbolehka memahami sendiri dan juga beristidlal langsung dari teks (ayat-ayat) al-Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam.
Demikian paparan kitab Risalah Ahlussunnah Waljamaah karangan; Mbah K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari -- rohimahuLlooh--, --almaghfurlah--, Risalah Ahlu as-Sunnah Wa al-Jama'^ah fiy Hadits al-Mawta wa Asyrath as-Sa'^ah wa Bayaan Mafhum as-Sunnah wa al-Bid'ah, halaman: 13.
Berikut adalah pemaparan dari isi kitab Mbah Hasyim;
Di antara penyebab kemunculan dan terjadinya banyak penyimpangan didalam Agama Islam, menurut hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) adalah sebagai berikut:
1. Banyak yang Tidak Menguasai seluk-beluk bahasa Arab dan juga berbagai gaya bahasa (Asalib) dalam berbahasa di bahasa Arab.
Hadratus Syaikh Mbah Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa dari sekian banyak orang yang tersesat dari jalan yang haq (benar) yaitu dikarenakan telah mengikuti pemahaman orang jahil, yaitu orang-orang yang jelas tidak memiliki kemampuan dan keahlian dalam pengetahuan yang cukup tentang penguasaan berbagai gaya bahasa didalam tata bahasa arab. Beliau (mbah Hasyim) menyatakan:
“Al-Ashmu'i meriwayatkan dari al-Khalïil dari Abu 'Amr ibn al-'Ala-‘, ia berkata:
"Ø£َÙƒْØ«َرُ Ù…َÙ†ْ تَزَÙ†ْدَÙ‚َ بِالعِرَاقِ Ù„ِجَÙ‡ْÙ„ِÙ‡ِÙ…ْ بِالعَرَبِـيَّØ©ِ".
“fakta dari Kebanyakan orang yang Zindik di negara Irak disebabkan karena kebodohan mereka sendiri tentang penguasaan tata bahasa Arab."
Dari penjelasan pertama ini, maka mari kita terus mengaji ilmu bahasa arab, nahwu dan shorof sebagai dasar penguasaan bahasa arab dan penguasaan membaca kitab dengan benar dan tidak asal.
2. Banyak yang Tidak Memiliki Perangkat Penguasaan Keilmuan yang Cukup
Mbah Hasyim Ketika menjelaskan kewajiban bermadzhab (yaitu salah satu madzhab 4) untuk orang awam, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy-'ari menegaskan bahwa penguasaan pemahaman seseorang yang awam sekali itu tidak diperhitungkan sama sekali, hal itu selama tidak sesuai dengan penguasaan pemahaman oleh para ulama yang benar-benar Ahlul Haqq al-Akaabir al-Akhyaar.
Oleh Karena itu, maka sesungguhnya masalahnya itu bukan berada pada ayat (teks-teks) al-Qur’an ataupun hadits-hadits yang shahih, Akan tetapi masalahnya adalah terletak pada penguasaan pemahaman yang keliru (bahkan tidak benar) terhadap ayat (teks-teks al-quran) tersebut. Oleh karenanya, setiap ahli bid'ah (mujassimah) dan orang-orang yang sudah tersesat pun mengaku telah memahami ajaran-ajaran mereka sendiri yang batil dari al-Kitab dan juga as-Sunnah. Hal itu pun tidak akan menyelamatkan diri mereka dari kesalahan-kesalahnya.
Dari dua hal ini yang diutarakan oleh mbah hasyim, maka ini sangat penting kaedah ini untuk dapat diikuti dan juga diamalkan. Dan yang paling penting untuk dipahami adalah dari apa yang ditegaskan mbah KH. Hasyim Asy'ari yaitu seseorang yang tidak mempunyai derajat mujtahid mutlak maka sudah sewajibnya mengikuti (bertaklid) kepada salah satu imam madzhab empat dan orang tersebut tidak diperbolehka memahami sendiri dan juga beristidlal langsung dari teks (ayat-ayat) al-Qur’an dan juga hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi Wasallam.
Demikian paparan kitab Risalah Ahlussunnah Waljamaah karangan; Mbah K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari -- rohimahuLlooh--, --almaghfurlah--, Risalah Ahlu as-Sunnah Wa al-Jama'^ah fiy Hadits al-Mawta wa Asyrath as-Sa'^ah wa Bayaan Mafhum as-Sunnah wa al-Bid'ah, halaman: 13.
COMMENTS