rukun qauliyah shalat arti qauli contoh rukun fi'li qauli artinya rukun fi'liyah sebutkan yang termasuk rukun qauliyah dalam shalat rukun qauli ada berapa rukun lafdzi
Pada dasarnya, Rukun Qauli adalah Hal yang wajib dikerjakan, berupa perkataan yang harus dilafadzkan ketika sedang mengerjakan shalat. Jika rukun qauli ini tidak diucapkan di bibir seseorang atau rukun qauli diucapkan di bibirnya (seperti hanya komat-kamit/sekedar bibir bergerak sehingga telinga dirinya sendiri tidak mendengar, maka shalatnya tidak sah. Hal ini dikarenakan unsur rukun qauli tidak terpenuhi. Ukuran mendengar bacaan sendiri adalah ketika seseorang shalat dalam keadaan yang sepi (seperti di dalam kamar yang tidak ada suara ramai mobil atau lainnya).
Berikut adalah unsur Rukun Qauli ada 5, yaitu:
1. Membaca Allaahu Akbar (Takbiratul Ihram)
Lafadzh Allaahu Akbar (Takbiratul Ihram) harus dibaca dengan benar, sehingga bacaan ini menjadi bacaan yang benar. Yang harus diperhatikan ketika membaca lafadzh Allaahu Akbar adalah:
a. Semua huruf Allaahu Akbar harus dibaca sesuai dengan sifat hurufnya (makharijul huruf)
b. Pada lafazh Allaahu ada tasydid pada huruf lam (dobel huruf L)
c. Pada lafazh Allaahu ada mad thabii pada huruf lam, jadi dibaca Allaahu, tidak boleh baca pendek (Allahu)
d. Pada lafazh Akbar harus dibaca pendek huruf ba’nya, tidak boleh (dan haram) dibaca panjang (Akbaar), karena jika huruf ba’nya dipanjangkan, maka artinya bedug/gendang. Sedangkan lafazh Akbar yang huruf ba’nya dibaca pendek, maka artinya yang maha besar kekuasaan-Nya.
2. Membaca surat al-Faatihah
Seseorang yang shalat diwajibkan membaca surat al-Faatihah harus dengan cara yang benar (panjang-pendek, tasydid). Agar bacaan al-Faatihah benar, maka harus belajar langsung kepada ulama’ agar cara membaca surat al-Faatihah yang benar (bagamaina cara membunyikan huruf shad, sin, dan yang lainnya).
3. Membaca tasyahhud (tahiyyat) akhir.
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu di dalam tahiyyat akhir adalah:
اَلتَّØِÙŠَّاتُ Ù„ِÙ„ّÙ‡ِ، سَÙ„َامٌ عَÙ„َÙŠْÙƒَ Ø£َÙŠُّÙ‡َا النَّبِÙŠُّ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللّÙ‡ِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ. سَÙ„َامٌ عَÙ„َÙŠْÙ†َا ÙˆَعَÙ„َÙ‰ عِبَادِ اللّÙ‡ِ الصَّالِØِÙŠْÙ†َ. Ø£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ْ Ù„َا Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا اللّÙ‡ُ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…ُØَÙ…َّدًا رَسُÙˆْÙ„ُ اللّÙ‡ِ
Yang harus diperhatikan ketika membaca tasyahud (tahiyyat) adalah:
a. Semua huruf Tahiyyat Akhir harus dibaca dengan benar (sifat huruf dan panjang, pendek dengan tajwid yang benar)
b. Harus diperhatikan huruf yang bertasydid, yaitu huruf ta’ dan ya (اَلتَّØِÙŠَّاتُ), lam (Ù„ِÙ„ّÙ‡ِ), ya’ (Ø£َÙŠُّÙ‡َا), nun dan ya’ (النَّبِÙŠُّ), lam (اللّÙ‡ِ), lam (اللّÙ‡ِ), shad (الصَّالِØِÙŠْÙ†َ), lam (Ø¥ِÙ„َّا), lam (اللّÙ‡ُ), nun (ÙˆَØ£َÙ†َّ), mim (Ù…ُØَÙ…َّدًا) dan lam (اللّÙ‡ِ). Jadi seseorang membaca huruf bertasydid dengan cara menekan pada huruf tersebut (dobel huruf), jika tidak demikian, maka hurufnya akan berkurang, sehingga bacaannya tidak lengkap. Jika bacaan tidak lengkap, maka shalatnya tidak sah.
4. Membaca shalawat kepada Nabi ketika tasyahud akhir
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu adalah اَللّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ atau صَÙ„َّÙ‰ اللّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ
Begitu juga bacaan shalawat harus diperhatikan cara membaca hurufnya:
a. Lafazh Allaahumma dibaca dengan benar, mad thabii pada huruf lam dan ada tasydid pada huruf mim
b. Lafazh shalli dengan huruf shad dan huruf lamnya tidak boleh (haram) dibaca panjang (shallii). Jadi lafazh shalli harus dibaca pendek huruf lamnya.
c. Lafazh muhammad dengan huruf ha' (Ø/tipis) yang artinya orang yang terpuji, yaitu Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Bukan dengan huruf ha (هـ/besar/dada), karena hal ini tidak ada artinya.
5. Membaca salam pertama
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu adalah اَلسَّÙ„َامُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ
Begitu juga bacaan salam harus diperhatikan tasydidnya, yaitu pada huruf sin. Harus dibaca lengkap “Assalaamu ‘alaikum”, tidak boleh salamuun alaikum (tanpa al/as).
Jadi jika ada seseorang yang shalat tanpa mengucapkan lafazh Allaahu Akbar di bibirnya sehingga telinganya sendiri mendengar, maka shalatnya Tidak Sah, meskipun dia mengucapkannya di dalam hati. Karena lafazh Allaahu Akbar adalah Rukun Qauli (sesuatu yang harus diucapkan). Begitu juga dengan rukun qauli yang lainnya.
Inilah Pelajaran tentang kesempurnaan sholat dan yang harus diperhatikan oleh kita yang ingin shalat kita mendapatkan ridha dan pahala dari Allah.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, taufiq dan inayah kepada kita semua yang membaca artikel ini, sehingga shalat yang kita kerjakan mendapatkan ridha dan pahala, aamiin. (MWC NU JEPARA)
Berikut adalah unsur Rukun Qauli ada 5, yaitu:
1. Membaca Allaahu Akbar (Takbiratul Ihram)
Lafadzh Allaahu Akbar (Takbiratul Ihram) harus dibaca dengan benar, sehingga bacaan ini menjadi bacaan yang benar. Yang harus diperhatikan ketika membaca lafadzh Allaahu Akbar adalah:
a. Semua huruf Allaahu Akbar harus dibaca sesuai dengan sifat hurufnya (makharijul huruf)
b. Pada lafazh Allaahu ada tasydid pada huruf lam (dobel huruf L)
c. Pada lafazh Allaahu ada mad thabii pada huruf lam, jadi dibaca Allaahu, tidak boleh baca pendek (Allahu)
d. Pada lafazh Akbar harus dibaca pendek huruf ba’nya, tidak boleh (dan haram) dibaca panjang (Akbaar), karena jika huruf ba’nya dipanjangkan, maka artinya bedug/gendang. Sedangkan lafazh Akbar yang huruf ba’nya dibaca pendek, maka artinya yang maha besar kekuasaan-Nya.
2. Membaca surat al-Faatihah
Seseorang yang shalat diwajibkan membaca surat al-Faatihah harus dengan cara yang benar (panjang-pendek, tasydid). Agar bacaan al-Faatihah benar, maka harus belajar langsung kepada ulama’ agar cara membaca surat al-Faatihah yang benar (bagamaina cara membunyikan huruf shad, sin, dan yang lainnya).
3. Membaca tasyahhud (tahiyyat) akhir.
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu di dalam tahiyyat akhir adalah:
اَلتَّØِÙŠَّاتُ Ù„ِÙ„ّÙ‡ِ، سَÙ„َامٌ عَÙ„َÙŠْÙƒَ Ø£َÙŠُّÙ‡َا النَّبِÙŠُّ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللّÙ‡ِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ. سَÙ„َامٌ عَÙ„َÙŠْÙ†َا ÙˆَعَÙ„َÙ‰ عِبَادِ اللّÙ‡ِ الصَّالِØِÙŠْÙ†َ. Ø£َØ´ْÙ‡َدُ Ø£َÙ†ْ Ù„َا Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا اللّÙ‡ُ ÙˆَØ£َÙ†َّ Ù…ُØَÙ…َّدًا رَسُÙˆْÙ„ُ اللّÙ‡ِ
Yang harus diperhatikan ketika membaca tasyahud (tahiyyat) adalah:
a. Semua huruf Tahiyyat Akhir harus dibaca dengan benar (sifat huruf dan panjang, pendek dengan tajwid yang benar)
b. Harus diperhatikan huruf yang bertasydid, yaitu huruf ta’ dan ya (اَلتَّØِÙŠَّاتُ), lam (Ù„ِÙ„ّÙ‡ِ), ya’ (Ø£َÙŠُّÙ‡َا), nun dan ya’ (النَّبِÙŠُّ), lam (اللّÙ‡ِ), lam (اللّÙ‡ِ), shad (الصَّالِØِÙŠْÙ†َ), lam (Ø¥ِÙ„َّا), lam (اللّÙ‡ُ), nun (ÙˆَØ£َÙ†َّ), mim (Ù…ُØَÙ…َّدًا) dan lam (اللّÙ‡ِ). Jadi seseorang membaca huruf bertasydid dengan cara menekan pada huruf tersebut (dobel huruf), jika tidak demikian, maka hurufnya akan berkurang, sehingga bacaannya tidak lengkap. Jika bacaan tidak lengkap, maka shalatnya tidak sah.
4. Membaca shalawat kepada Nabi ketika tasyahud akhir
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu adalah اَللّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ atau صَÙ„َّÙ‰ اللّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّدٍ
Begitu juga bacaan shalawat harus diperhatikan cara membaca hurufnya:
a. Lafazh Allaahumma dibaca dengan benar, mad thabii pada huruf lam dan ada tasydid pada huruf mim
b. Lafazh shalli dengan huruf shad dan huruf lamnya tidak boleh (haram) dibaca panjang (shallii). Jadi lafazh shalli harus dibaca pendek huruf lamnya.
c. Lafazh muhammad dengan huruf ha' (Ø/tipis) yang artinya orang yang terpuji, yaitu Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Bukan dengan huruf ha (هـ/besar/dada), karena hal ini tidak ada artinya.
5. Membaca salam pertama
Bacaan minimal (terpendek) yang fardhu adalah اَلسَّÙ„َامُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ
Begitu juga bacaan salam harus diperhatikan tasydidnya, yaitu pada huruf sin. Harus dibaca lengkap “Assalaamu ‘alaikum”, tidak boleh salamuun alaikum (tanpa al/as).
Jadi jika ada seseorang yang shalat tanpa mengucapkan lafazh Allaahu Akbar di bibirnya sehingga telinganya sendiri mendengar, maka shalatnya Tidak Sah, meskipun dia mengucapkannya di dalam hati. Karena lafazh Allaahu Akbar adalah Rukun Qauli (sesuatu yang harus diucapkan). Begitu juga dengan rukun qauli yang lainnya.
Inilah Pelajaran tentang kesempurnaan sholat dan yang harus diperhatikan oleh kita yang ingin shalat kita mendapatkan ridha dan pahala dari Allah.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, taufiq dan inayah kepada kita semua yang membaca artikel ini, sehingga shalat yang kita kerjakan mendapatkan ridha dan pahala, aamiin. (MWC NU JEPARA)
Matursuwun Ilmunipun
BalasHapus