Ustadz kondang, Ustadz Abdus Shomad bertandang dan bersilaturrohim ke kediaman Abah Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan,
Ustadz kondang, Ustadz Abdus Shomad bertandang dan bersilaturrohim ke kediaman Abah Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan, Jumat sore tadi (8/2/2019). UAS ditemani rombongan, yaitu Ustadz Arif Hasanul Muna, Ustad Afifudin dari Jombang, dan para ustad lainnya diterima di studio kediaman Habib Luthfi.
Maksud dan tujuan UAS sowan ke Abah Habib Luthfi yaitu bersilaturrohim dan juga baiat thariqah. UAS menerangkan ke Abah Habib Luthfi bahwa UAS sudah pernah baiat Thariqah qadiriyah dan Thariqah Satariyah.
Kemudian Abah Maulana memberikan saran agar baiat ini bisa dijalani dengan serius dan intens. Sehingga Abah Maulana menyarankan untuk berbaiat di Thariqah Satariyah, namun Abah juga berpesan kepada UAS, apabila terdapat wasiat dari orang tua untuk memilih dari keduanya agar bisa diamalkan secara kontinu.
Baca Juga: Guru Mulia Syaikh Salim Alwan Mengisi Kajian Kitab di PCINU Tunisia
UAS pun teringat dengan wasiat dari orangtuanya, sehingga UAS memutuskan untuk mengikuti thariqah Qadiriyah. Dan Abah maulana pun akhirnya membaiat UAS.
Setelah di Baiat, UAS menunjukkan silsilah dari Thariqah Satariyah kepada Abah Maulan untuk dicek kembali. Abah pun mengoreksi dari 3 nama sanad yang terdapat dari sanad Satariyah. Kemudian Abah Maulana juga memberikan keterangan dari sanad Qadiriyah yang tertua adalah di Medan. Hal ini tepat dengan UAS yang berbaiat kali pertamanya di Thariqah Qadiriyah.
Dialog Abah dengan UAS ini sangat eksklusif dikarenakan dengan bahasa Arab. Dan UAS lebih menundukkan badan dan sedikit bicara serta banyak menyimak dari pembicaraan Abah Maulana.
Abah Maulana Habib Luthfi berharap kepada UAS untuk meningkatkan strategi dakwah dan memperkuat Akidah Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdliyah sehingga NU menjadi terdepan di masa yang akan datang.
Di pertemuan tersebut, UAS mendapatkan gelar panggilan Syekh dari Abah Maulana, yaitu Syekh Abdus Shomad, untuk menghilangkan panggilan ustad yang lumrahnya sering digunakan oleh golongan wahabi. Dan UAS pun senang dengan baiat yang diberikan dan UAS mengecup tangan Abah Maulana yang mulai detik itu, Abah Maulana menjadi Guru Thariqah Qadiriyah Syeh Abdus Shomad.
KH Fadlolan Musyaffa Mu'thi mendampingi Syeh Abdus Somad mengaku senang dengan wasiat abah Maulana. Syeh Abdus Somad siap membangun dan membesarkan Jamiyah NU dan kader kadernya. Karena Syeh Abdus Shomad adalah cucu dari Syaikh Abdurrohman, mursyid Thariqah Syatthariyah, seorang ulama besar di Riau, Sumatra.
Baca Juga: Ketua PAC Muslimat meminta Warga Muslimat NU Jepara Kota Harus Lebih Aktif
Syeh Abdus Shamad mendapat dukungan penuh dalam berdakwah yang dapat menjawab masalah Salafi-Wahabi. Tentu cara menjawabnya dengan hujjah dan dalil yang ilmiyah dan bijak.
Setelah Mencium tangan Sang Guru, UAS pun berpelukan dengan Guru Spiritualnya, dan kemudian Syeh Abdus Shomad berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya. Syeh Abdus Shomad pun berharap mendapatkan keberkahan dan keridhoan atas sowannya kepada gurunya. (sadur dari Ahmad Tsauri)
Perjalanan berikutnya adalah sowan ke Mbah Maimun Zubair. Banyak dari Kalangan NU yang benar benar kagum dengan kunjungan SAS (Syaikh Abdus Shomad) dengan Maulana Habib Luthfi dan Mbah Maimun Zubair. Hal ini berkat perjuangan temannya yang bisa mempertemukan kepada 2 Masyayikh ini. Temannya ini bernama KH Dr. M Afifudin Dimyathi, Peterongan, Jombang. Beliau ini sudah bersahabat dengan Syeh Abdus Shomad ketika masih sama sama belajar di Mesir, dan sering komunikasi sampai saat ini.
Sowannya SAS ini ingin meneladani para tokoh alim ulama NU, ingin belajar lagi dengan ketawadluannya para ulama.
Kehadiran SAS ke tokoh Ulama NU ini membuat nahdliyin semakin mencintai SAS. semoga saja dapat menambah khasanah kancah Nahdlatul Ulama di Dunia.
Maksud dan tujuan UAS sowan ke Abah Habib Luthfi yaitu bersilaturrohim dan juga baiat thariqah. UAS menerangkan ke Abah Habib Luthfi bahwa UAS sudah pernah baiat Thariqah qadiriyah dan Thariqah Satariyah.
Kemudian Abah Maulana memberikan saran agar baiat ini bisa dijalani dengan serius dan intens. Sehingga Abah Maulana menyarankan untuk berbaiat di Thariqah Satariyah, namun Abah juga berpesan kepada UAS, apabila terdapat wasiat dari orang tua untuk memilih dari keduanya agar bisa diamalkan secara kontinu.
Baca Juga: Guru Mulia Syaikh Salim Alwan Mengisi Kajian Kitab di PCINU Tunisia
UAS pun teringat dengan wasiat dari orangtuanya, sehingga UAS memutuskan untuk mengikuti thariqah Qadiriyah. Dan Abah maulana pun akhirnya membaiat UAS.
Setelah di Baiat, UAS menunjukkan silsilah dari Thariqah Satariyah kepada Abah Maulan untuk dicek kembali. Abah pun mengoreksi dari 3 nama sanad yang terdapat dari sanad Satariyah. Kemudian Abah Maulana juga memberikan keterangan dari sanad Qadiriyah yang tertua adalah di Medan. Hal ini tepat dengan UAS yang berbaiat kali pertamanya di Thariqah Qadiriyah.
Dialog Abah dengan UAS ini sangat eksklusif dikarenakan dengan bahasa Arab. Dan UAS lebih menundukkan badan dan sedikit bicara serta banyak menyimak dari pembicaraan Abah Maulana.
Abah Maulana Habib Luthfi berharap kepada UAS untuk meningkatkan strategi dakwah dan memperkuat Akidah Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdliyah sehingga NU menjadi terdepan di masa yang akan datang.
Di pertemuan tersebut, UAS mendapatkan gelar panggilan Syekh dari Abah Maulana, yaitu Syekh Abdus Shomad, untuk menghilangkan panggilan ustad yang lumrahnya sering digunakan oleh golongan wahabi. Dan UAS pun senang dengan baiat yang diberikan dan UAS mengecup tangan Abah Maulana yang mulai detik itu, Abah Maulana menjadi Guru Thariqah Qadiriyah Syeh Abdus Shomad.
KH Fadlolan Musyaffa Mu'thi mendampingi Syeh Abdus Somad mengaku senang dengan wasiat abah Maulana. Syeh Abdus Somad siap membangun dan membesarkan Jamiyah NU dan kader kadernya. Karena Syeh Abdus Shomad adalah cucu dari Syaikh Abdurrohman, mursyid Thariqah Syatthariyah, seorang ulama besar di Riau, Sumatra.
Baca Juga: Ketua PAC Muslimat meminta Warga Muslimat NU Jepara Kota Harus Lebih Aktif
Syeh Abdus Shamad mendapat dukungan penuh dalam berdakwah yang dapat menjawab masalah Salafi-Wahabi. Tentu cara menjawabnya dengan hujjah dan dalil yang ilmiyah dan bijak.
Setelah Mencium tangan Sang Guru, UAS pun berpelukan dengan Guru Spiritualnya, dan kemudian Syeh Abdus Shomad berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya. Syeh Abdus Shomad pun berharap mendapatkan keberkahan dan keridhoan atas sowannya kepada gurunya. (sadur dari Ahmad Tsauri)
Perjalanan berikutnya adalah sowan ke Mbah Maimun Zubair. Banyak dari Kalangan NU yang benar benar kagum dengan kunjungan SAS (Syaikh Abdus Shomad) dengan Maulana Habib Luthfi dan Mbah Maimun Zubair. Hal ini berkat perjuangan temannya yang bisa mempertemukan kepada 2 Masyayikh ini. Temannya ini bernama KH Dr. M Afifudin Dimyathi, Peterongan, Jombang. Beliau ini sudah bersahabat dengan Syeh Abdus Shomad ketika masih sama sama belajar di Mesir, dan sering komunikasi sampai saat ini.
Sowannya SAS ini ingin meneladani para tokoh alim ulama NU, ingin belajar lagi dengan ketawadluannya para ulama.
Kehadiran SAS ke tokoh Ulama NU ini membuat nahdliyin semakin mencintai SAS. semoga saja dapat menambah khasanah kancah Nahdlatul Ulama di Dunia.
COMMENTS