Yayasan Matholi'ul Huda Bugel Kedung Jepara Dapat Kunjungan habib Syaikh Thoriq Ghannam Al Hasani. Global University Lebanon telah menandatangani MoU
Jepara - Yayasan Matholiul Huda Bugel Kedung Jepara mendapat kunjungan salah satu ulama dan akademisi tingkat internasional. Senin, 8/8/2022. Kunjungan ini adalah kali pertama yang ada di yayasan tersebut.
Kunjungan kali pertama ini adalah Prof. Dr. Alhabib Syaikh Thoriq Ghannam Al Hasani memperkenalkan Global University di Beirut Lebanon.
Global University adalah lembaga pendidikan tinggi yang didirikan pada tahun 1992 untuk menghadirkan pendidikan yang unggul dan berkualitas. Secara resmi, Global University telah diakui oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Lebanon melalui Keputusan Presiden nomor 2067/99.
Terletak di sebuah bukit yang menjurus pada Laut Mediterania. Hijaunya pepohonan terhampar disekeliling kampus menjadikan suasana sejuk dan asri. Dari balkon, para mahasiswa bisa melihat keindahan Kota Beirut dan Laut Mediterania disaat bersamaan. Kampus Doha merupakan kompleks luas yang terdiri dari gedung perkuliahan, asrama, masjid, auditorium, perpustakaan, laboratorium, kantin, sarana olahraga dan taman.
Mahasiswa dan mahasiswi disini belajar intensif setiap hari di kampus dengan ruang kelas yang terpisah. Kegiatan perkuliahan berlangsung mulai dari sekitar jam tujuh pagi hingga jam satu siang. Setiap kelas diisi oleh sepuluh hingga dua puluh orang. Disini mahasiswa belajar ilmu agama talaqqi yakni belajar secara langsung kepada seorang guru yang tsiqah dan amanah. Cabang ilmu yang dipelajari pun beragam, baik ilmu agama maupun sastra arab.
Tidak hanya belajar di kelas, mahasiwa juga mengadakan halaqah muraja'ah di masjid atau di asrama, terdiri dari lima hingga enam orang tiap halaqah. Hal ini ditujukan agar pemahaman para mahasiswa terjamin kesesuaiannya sebagaimana yang disampaikan oleh dosen pengajar. Selain belajar dan muraja'ah, mahasiswa juga dituntut untuk menghafal kitab-kitab yang diajarkan. hafalan tersebut dipantau dan dinilai secara rutin.
Ajaran yang diajarkan di Global University tidaklah berbeda dengan ajaran kaum muslimin di Indonesia yakni Ajaran Islam yang moderat ala Ahlissunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah-Maturidiyyah. Dan dalam bidang fikih, mengikuti Madzhab Syafi'i. Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran di Global University adalah bahasa Arab Fushha sesuai dengan kaidah tata bahasa arab yang sudah baku.
Mahasiswa Global University berasal dari berbagai negara di lima benua seperti Turki, Pakistan, Yordania, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Srilanka, Habasyah, Tunisia, Guinea, Ukraina, Chechnya, Uzbekistan, Kirgyztan, Inggris, Perancis, Jerman, Swedia, Amerika, Kanada, Australia dll. Sedangkan dari Indonesia sendiri ada dua puluhan mahasiswa. Seluruhnya mendapatkan beasiswa penuh yang meliputi biaya pendidikan, asrama, makan, laundry dan sebagainya. Kitab-kitab kuliah pun dibagikan secara gratis. Dan tak jarang, pada momen tertentu para mahasiswa diberikan tambahan uang saku.
Global University Lebanon telah menandatangani MoU dengan salah satu lembaga di Indonesia, yakni Yayasan SYAHAMAH. Diantara kerjasama yang di jalankan adalah pengiriman santri-santri berprestasi untuk menempuh pendidikan full-beasiswa jenjang S1 di Global University Doha Lebanon.
Kunjungan Prof. Dr. Thoriq Ghannam Al Hasani disambut hangat oleh Pimpinan dan pengurus Yayasan Matholi'ul Huda Bugel beserta dewan guru.
Acara kali ini diselenggarakan di halaman madrasah dan di ikuti oleh dewan guru dan ratusan santri putra dan putri yang memadati tempat acara.
Dalam ceramahnya Prof. Dr. Thoriq Ghannam Al Hasani. Beliau memulai dengan sabda nabi atau hadis yang mana pada tausiahnya beliau mengulang hadis nabi tersebut dan diikuti para santri Agar menghapalnya.
أفضل الأعمال إيمان بالله ورسوله
Ia juga memberikan kejelasan atas hadis tersebut. “Amal yang paling utama secara mutlak sebelum sholat, sebelum puasa, sebelum zakat, sebelum haji, sebelum tarawih, amalan paling utama secara mutlak adalah beriman kepada Allah Ta'ala dan Iman kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi Wasallam”.
“Karena seluruh macam amal jika tidak didasari menggunakan iman maka tidak akan diterima Allah ta'ala. Disini disebutkan 1 ayat al-qur’an maknanya, barang siapa beramal sholeh sedangkan dia itu orang yang beriman maka dia tidak akan mendapatkan siksaan namun seluruh amal sholeh yang tidak didasari dengan iman, maka tidak akan diterima oleh Allah ta'ala. Apa makna beriman kepada Allah? Yaitu membenarkan dalam hati bahwa Allah itu ada, kita tidak mampu melihat Allah di dunia ini tetapi kita bisa melihat sesuatu yang pertanda adanya allah”. kata Syaikh saat berceramah.
Syaikh pula menambahkan bahwa alam ini ada adalah pertanda dan bukti adanya Allah, sebab suatu pukulan pasti terdapat yang melakukan pukulan tersebut, suatu perbuatan pasti ada yang melakukannya, suatu goresan pena juga ada yg menulisnya, dan sebuah bangunan juga ada yang membangunnya, terlebih lagi yaitu alam semesta ini pasti ada yang menciptakannya yaitu Allah Ta'ala.
“Setiap diri kita masing-masing dapat menjadi dalil atau petunjuk perihal adanya Allah, jadi kita semestinya berfikir tentang diri kita, bagaimana kita makan, minum, mendengar, berbicara, bernafas, semua ini menerangkan adanya Allah yang mencipatkan. Coba perhatikan gigi kita, Allah menjadikannya gigi depan dalam bentuk menyerupai pisau, ini bisa membantu kita buat memotong makanan, Allah juga yang menjadikan gigi belakang yang mampu membantu kita untuk melembutkan makanan, coba bayangkan kalo dibalik, bagaimana kita makan. Jadi memang semestinya menggunakan gigi depan dahulu menggunakan memotongnya dahulu. Jadi, siapa yang pencipta gigi kita seperti ini, dialah Allah Ta'ala”, lanjutnya.
Jadi, lanjut syaikh, "Allah Ada sebelum langit diciptakan, Allah Ada sebelum tempat diciptakan, Allah Ada sebelum semua makhluk diciptakan, Allah Ada tanpa Tempat, dan setelah semua makhluk diciptakan, Allah tetap ada tanpa Tempat, Allah tidak berubah, karena sesuatu yang berubah pasti membutuhkan yang merubah. Dan sesuatu yang membutuhkan sesuatu yang lain maka dia lemah, dia bukan tuhan."
Syaikh juga mengutip kitabnya Hadlratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari yaitu kitab at Tanbihatul Wajibat di Muqoddimahnya mengatakan :
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له المنزه عن الجسمية والجهة والزمان والمكان
"Allah Mahasuci dari keserupaan benda, maha suci dari tempat, maha suci dari arah, dan maha suci dari zaman"
Ini artinya bahwa Allah Ada tanpa tempat, Allah Ada tanpa arah, Allah Ada tanpa zaman, Allah tidak bisa diserupakan dengan sesuatu apapun.
Setelah acara ceramah selesai, dilanjutkan dengan tabarruk Rambut Nabi yang dikhususkan kepada para pengurus yayasan dan dewan guru MTs dan MA Matholi'ul Huda Bugel Kedung Jepara.
COMMENTS