IPNU PAC Jepara menziarahi Pendiri IPNU di Jogjakarta Pendiri IPNU adalah bernama lengkap Prof. Dr. KH. Moch Tolchah Mansoer.
Pengurus Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kecamatan Jepara berziarah ke Pendiri IPNU di Maam Dongkelan Jogjakarta bersama Ketua tanfidziyah MWCNU Jepara kota. Rombongan PAC IPNU berangkat mulai malam ahad jam 21.00 WIB (3/8/19) diawali dengan ziarah di makam sunan mantingan.
Rombongan PAC IPNU berjumlah 13 kader muda dengan dua mobil MWCNU Jepara. Tujuan Wisata religi ini adalah ziarah ke Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, kemudian mbah KH Chudlori Ichsan Tegalrejo Magelang, mbah KH. Nur Iman Mlangi Jogjakarta dan tujuan utama adalah pendiri Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) yaitu Mbah Prof. KH. Tholhah Mansur yang berada di komplek makam keluarga mbah KH. Munawir Krapyak makam Dongkelan Pathok Negara Jogjakarta.
Bacalagi: Training IT Digital Jurnalistik IPNU IPPNU Kecamatan Jepara Kota
Sepulangnya, rombongan melanjutkan ke makam Aulia Gunung Pring yaitu Mbah KH. Dalhar Watucongol Muntilan.
"Kader muda NU disamping harus bisa jadi milenial, tetapi juga harus bisa tahlilan dan cinta dengan para ulama" ujar Ust. Hamzah S.Ag, ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Jepara.
Perjalanan pulang pergi melewati jalur alternatif kopeng semarang magelang. Sehingga dapat terhindar dari kemacetan. Walaupun begitu kader muda NU merasa senang karena melihat pemandangan yang indah di pegunungan Kopeng, Magelang, Jawa Tengah.
Wisata religi ini diadakan karena untuk memberi semangat dan memberi contoh kepada kader kader muda agar lebih bersemangat dalam berkhidmah di IPNU.
Kegigihannya belajar kemudian ia melanjutkan ke pascasarjana dan sampai mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum di UGM. Keberhasilan ini, beliau menjadi seorang guru besar Ilmu Hukum Tata Negara dan juga Hukum Islam. Hal ini dikarenakan beliau aktif di NU sejak kecil. Karena Ia menyadari bahwa dirinya adalah lahir dari keluarga yang biasa saja sehingga semangat belajar menjadikan ia mendapatkan gelar Professor.
Keilmuan keislaman ia peroleh dari guru ngaji, mulai dari guru MI, Madin, dan MTs yang ia dapatkan. Ia juga mengaji kepada KH. Syukri Ghazali saat remaja. Beliau juga sering ikut ngaji pasaran (Ngaji Posonan bulan Ramadhan) di beberapa pondok pesantren, diantaranya adalah Ponpes Tebuireng, Ponpes Al Hidayah Lasem yang saat itu langsung diasuh KH Ma'sum.
Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia menggagas adanya organisasi yang mewadahi para pelajar NU. Kemudian ia menyampaikan gagasan ini saat Konferensi LP (Lembaga Pendidikan) Ma’arif NU di Semarang, tanggal 22 Februari 1954 M. Dari hasil konferensi LP Maarif tersebut, IPNU berhasil didirikan di Solo. Dan ia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum IPNU dari hasil konferensi tiga kota di Solo.
dari sejarah tersebut, Organisasi IPNU sampai hari ini masih terus eksis. Kegiatan Ziarah pendiri IPNU ini adalah adanya pergantian penguru baru, yang tadinya ketua IPNU dijabat oleh rekan Jelly Ardian, dan sekarang dijabat oleh rekan Mursid.
Rombongan PAC IPNU berjumlah 13 kader muda dengan dua mobil MWCNU Jepara. Tujuan Wisata religi ini adalah ziarah ke Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, kemudian mbah KH Chudlori Ichsan Tegalrejo Magelang, mbah KH. Nur Iman Mlangi Jogjakarta dan tujuan utama adalah pendiri Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) yaitu Mbah Prof. KH. Tholhah Mansur yang berada di komplek makam keluarga mbah KH. Munawir Krapyak makam Dongkelan Pathok Negara Jogjakarta.
Bacalagi: Training IT Digital Jurnalistik IPNU IPPNU Kecamatan Jepara Kota
Sepulangnya, rombongan melanjutkan ke makam Aulia Gunung Pring yaitu Mbah KH. Dalhar Watucongol Muntilan.
"Kader muda NU disamping harus bisa jadi milenial, tetapi juga harus bisa tahlilan dan cinta dengan para ulama" ujar Ust. Hamzah S.Ag, ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Jepara.
Perjalanan pulang pergi melewati jalur alternatif kopeng semarang magelang. Sehingga dapat terhindar dari kemacetan. Walaupun begitu kader muda NU merasa senang karena melihat pemandangan yang indah di pegunungan Kopeng, Magelang, Jawa Tengah.
Wisata religi ini diadakan karena untuk memberi semangat dan memberi contoh kepada kader kader muda agar lebih bersemangat dalam berkhidmah di IPNU.
Biografi Pendiri IPNU
Pendiri IPNU adalah bernama lengkap Prof. Dr. KH. Moch Tolchah Mansoer. Beliau lahir di Malang, 10 September 1930 M. Ayahnya bernama KH Mansur, yaitu seorang kyai desa dengan pedagang lidi keliling. Ia mulai sekolah di MI NU Jagalan Malang (1937-1945), lalu meneruskan di MTs NU Jagalan Malang (1945-1948). Lalu melanjutkan ke Sekolah Taman Madya Malang (setingkat dengan SMA, 1948-1951). Ketekunan dan kegigihan beliau membawanya sampai dengan meneruskan jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu kuliah di UGM, Fakultas HESP (Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik) Yogyakarta. Namun, ditengah perkuliahannya tahun 1953, ia berhenti kuliah sampai tahun 1959, ia melanjutkan kembali kuliahnya. Sehingga ia lulus Sarjana Hukum tahun 1964 M.Kegigihannya belajar kemudian ia melanjutkan ke pascasarjana dan sampai mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum di UGM. Keberhasilan ini, beliau menjadi seorang guru besar Ilmu Hukum Tata Negara dan juga Hukum Islam. Hal ini dikarenakan beliau aktif di NU sejak kecil. Karena Ia menyadari bahwa dirinya adalah lahir dari keluarga yang biasa saja sehingga semangat belajar menjadikan ia mendapatkan gelar Professor.
Keilmuan keislaman ia peroleh dari guru ngaji, mulai dari guru MI, Madin, dan MTs yang ia dapatkan. Ia juga mengaji kepada KH. Syukri Ghazali saat remaja. Beliau juga sering ikut ngaji pasaran (Ngaji Posonan bulan Ramadhan) di beberapa pondok pesantren, diantaranya adalah Ponpes Tebuireng, Ponpes Al Hidayah Lasem yang saat itu langsung diasuh KH Ma'sum.
Sejarah berdirinya IPNU
Saat remaja, Tholhah Mansur ikut organisasi di Madrasahnya. Saat itu, Ia menjadi Sekretaris IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama). Pengalaman berikutnya diperoleh saat menjabat sebagai wakil Departemen Penerangan Pengurus Besar PII (Pelajar Islam Indonesia) dan juga ketika menjabat sebagai ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) saat menjadi mahasiswa di Yogyakarta.Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia menggagas adanya organisasi yang mewadahi para pelajar NU. Kemudian ia menyampaikan gagasan ini saat Konferensi LP (Lembaga Pendidikan) Ma’arif NU di Semarang, tanggal 22 Februari 1954 M. Dari hasil konferensi LP Maarif tersebut, IPNU berhasil didirikan di Solo. Dan ia terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum IPNU dari hasil konferensi tiga kota di Solo.
dari sejarah tersebut, Organisasi IPNU sampai hari ini masih terus eksis. Kegiatan Ziarah pendiri IPNU ini adalah adanya pergantian penguru baru, yang tadinya ketua IPNU dijabat oleh rekan Jelly Ardian, dan sekarang dijabat oleh rekan Mursid.
COMMENTS