Kemenag (kementrian agama) dari direktur Pendidikan Madrasah Diniyah dan Ponpes (Pondok Pesantren) bpk. Ahmad Zayadi menyatakan bahwa Kemena...
Kemenag (kementrian agama) dari direktur Pendidikan Madrasah Diniyah dan Ponpes (Pondok Pesantren) bpk. Ahmad Zayadi menyatakan bahwa Kemenag akan mengadakan Musabaqah Qira'atul Kutub (MQK) di Jepara di akhir 2017.
Menurut Kemenag bahwa acara MQK tersebut adalah instrumen yang paling penting guna membangun generai bernilai kebangsaan dan religius. Generasi yang terbentuk tersebut akan dapat bergaul dengan para masyarakat dengan dinamis dan kritis guna membangun masyarakat tersebut.
"Hal ini menjadi sangat tepat jikalau semboyan dari Pondok pesantren sebagai penguatan generasi yang karakter dan kepribadian bangsa dijadikan sebagai tema Musabaqah qira'atul kutub kali ini," terang Ahmad. Jumat (25/8).
Ahmad menjelaskan bahwa ada 3 langkah strategis yang digunakan oleh penyelenggaraan MQK terssebut. Yang Pertama, MQK adalah sebagai media dan sarana untuk menguatkan ukhuwah yang akan mempersatukan umat Islam di Indonesia. MQK juga akan sebagai bagian dari wahana yang penting, karena mengingat seluruh jumlah pondok pesantren dan para santri di Indonesia.
Jalinan persaudaraan dan silaturrohim yang terbentuk dengan kuat di antara para santri dan umat islam, ini akan menjadi pengaruh yang positif untuk pembangunan generasi bangsa, baik pembangunan generasi dari mental maupun dari spiritual.
Yang Kedua, MQK akan menjadi pendorong generasi muda dalam meningkatkan keilmuan dan kecintaan seluruh santri dengan kitab kuning yang telah dipelajarinya. Hal ini menjadikan keberadaan pengetahuan dan keilmuan serta materi-materi yang ada di Pondok pesantren. Kecintaan kelimuan terhadap kitab-kitab klasik akan menjadi lebih diperhatikan. Hal ini akan mengurangi pola belajar dengan materi umum yang ada di pesantren tersebut.
Yang Ketiga, MQK adalah sebagai pembangun murojaah para santri di dalam memperdalam ilmu klasik di kitab kitab klasik. Mengkaji dan murojaah diantara para santri akan menjadi lebih hidup. Ahmad menjelaskan bahwa mengkaji ini diperlukan ilmu mantiq yang mumpuni, yaitu kemampuan daya pikir yang kritis, rasio, daya nalar serta logika yang cukup.
Musabaqah Qiroatul Kutub adalah upaya dari Kemenag sebagai media dan penyalur metamorfosis dari kalangan Pondok pesantren. Hal ini diharapkan kalangan Ponpes tidak hanya membahas permasalah ubudiyah saja. Akan Tetapi dengan MQK diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan secara langsung yang ada di dalam masyarakat saat ini. (mwcnujepara)
Menurut Kemenag bahwa acara MQK tersebut adalah instrumen yang paling penting guna membangun generai bernilai kebangsaan dan religius. Generasi yang terbentuk tersebut akan dapat bergaul dengan para masyarakat dengan dinamis dan kritis guna membangun masyarakat tersebut.
"Hal ini menjadi sangat tepat jikalau semboyan dari Pondok pesantren sebagai penguatan generasi yang karakter dan kepribadian bangsa dijadikan sebagai tema Musabaqah qira'atul kutub kali ini," terang Ahmad. Jumat (25/8).
Ahmad menjelaskan bahwa ada 3 langkah strategis yang digunakan oleh penyelenggaraan MQK terssebut. Yang Pertama, MQK adalah sebagai media dan sarana untuk menguatkan ukhuwah yang akan mempersatukan umat Islam di Indonesia. MQK juga akan sebagai bagian dari wahana yang penting, karena mengingat seluruh jumlah pondok pesantren dan para santri di Indonesia.
Jalinan persaudaraan dan silaturrohim yang terbentuk dengan kuat di antara para santri dan umat islam, ini akan menjadi pengaruh yang positif untuk pembangunan generasi bangsa, baik pembangunan generasi dari mental maupun dari spiritual.
Yang Kedua, MQK akan menjadi pendorong generasi muda dalam meningkatkan keilmuan dan kecintaan seluruh santri dengan kitab kuning yang telah dipelajarinya. Hal ini menjadikan keberadaan pengetahuan dan keilmuan serta materi-materi yang ada di Pondok pesantren. Kecintaan kelimuan terhadap kitab-kitab klasik akan menjadi lebih diperhatikan. Hal ini akan mengurangi pola belajar dengan materi umum yang ada di pesantren tersebut.
Yang Ketiga, MQK adalah sebagai pembangun murojaah para santri di dalam memperdalam ilmu klasik di kitab kitab klasik. Mengkaji dan murojaah diantara para santri akan menjadi lebih hidup. Ahmad menjelaskan bahwa mengkaji ini diperlukan ilmu mantiq yang mumpuni, yaitu kemampuan daya pikir yang kritis, rasio, daya nalar serta logika yang cukup.
Musabaqah Qiroatul Kutub adalah upaya dari Kemenag sebagai media dan penyalur metamorfosis dari kalangan Pondok pesantren. Hal ini diharapkan kalangan Ponpes tidak hanya membahas permasalah ubudiyah saja. Akan Tetapi dengan MQK diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan secara langsung yang ada di dalam masyarakat saat ini. (mwcnujepara)
COMMENTS