Hasil Ijtima' Ulama di Konferensi Ulama Internasional

hasil dari Konferensi Ulama bertaraf internasional yang ada di NTB; Para peserta (ulama) konferensi telah bersepakat bahwa ajaran Ahlussunnah wal-Jama'ah adalah ajaran yang mereka ikuti dari ajaran Sayyidina Nabi Muhammad

Beberapa hari yang lalu, terdapat dua macam pertemuan yang menggeparkan. Pertemuan kelompok orang yang diadakan di gedung Menara Peninsula, Jakarta. Dan yang pertemuan benar benar ulama ada di Islamic Center, Kota Mataram, NTB.

Sangat tergelitik memang ketika kita melihat pertemuan yang di jakarta. Mereka menamakan hasil Ijtimak Ulama yang diselenggarakan di Jakarta tersebut adalah rekomendasi tentang pencalonan presiden, yaitu Prabowo (Ketua Partai Gerindra) dan rekomendasi sebagai Calaon presidennya adalah Salim Assegaf Al-jufri (Ketua Dewan Syuro PKS) atau juga Abdus-Somad sebagai Cawa-pres-nya.

Sedangkan ketika melihat hasil pertemuan yang ada di Kota Mataram ini, ternyata mereka semua adalah Ulama besar, Mereka diantaranya adalah Syaikh Salim Alwan (Mufti Australia) dan pertemuan itu mempunyai beberapa hasil, yaitu :

HASIL-REKOMENDASI KONFERENSI-ULAMA-INTERNASIONAL

Kota Lombok, Tanggal 26 sd 29 Juli 2018

Berikut adalah hasil dari Konferensi Ulama bertaraf internasional yang ada di NTB;

1. Para peserta (ulama) konferensi telah bersepakat bahwa ajaran Ahlussunnah wal-Jama'ah adalah ajaran yang mereka ikuti dari ajaran Sayyidina Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam beserta para sahabat Rosulullaah, dengan berpegang teguh dengan Al-Qur`an dan juga Alhadits (Sunnah), yaitu mereka adalah para pengikut Madzhab akidah Asy'ariyyah dan juga Maturidiyyah, mereka juga para fuqoha, ahli hadits dan tasawwuf yang mengikuti AlQur'an dan Alhadits.
2. Konsep "Al-firqah an-najiyyah" yaitu kelompok yang selamat adalah mereka yang telah disebut-sebut dalam banyak riwayat Hadits. Dan Faktor penyebab utama perpecahan dikalangan umat Islam yaitu masalah khilafiyah yang belum disepakati oleh para-ulama. Riwayat Alhadits tentang masalah tersebut sampai hari ini masih diper-debat-kan oleh para ulama. Perdebatan mulai periwayatan (sanad), substansi (matan), dan terutama masalah yang terindikasi dalam prediksi setelah di akhirat yang menyatakan; "semua kelompok-kelompok tersebut masuk ke dalam neraka kecuali hanya satu golongan/kelompok". Hal inilah masalah tentang akidah yang benar benar harus dipahmi dan dilandasi/didasari daripada hadits-hadits yang terpercaya (mutawatir). Konsep inilah yang tidak bertolakbelakang/bertentangan dengan perbedaan, keragaman tentang pandangan dan ideologi-ideologi keagamaan, dan serta tidak bertentangan/bertolakbelakang dengan yang sudah diperintahkan untuk benar benar menjaga persatuan dan kesatuan.
3. Sektarianis-me, rasis-me dan diskriminasi. Ketiga hal ini dalam berwujud/bentuk apa-pun adalah bertentangan dengan konsep washothiyyah (moderasi) Islam, dan ini merupakan suatu kewajiban yang harus benar benar dilawan, Kaena inilah yang menyebabkan kerusakan dari keutuhan Negara Kesatuan Repuplik Indonesia (NKRI/tanah air) kita, 3 sekte ini juga merusak keharmonisan sosial warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak serta kewajiban. Washothiyyah Islam mampu menjamin hak warga untuk berbeda, dan mampu menjamin hak kebebasan warga negara untuk penganut agama yang sah di Indonesia dan dapat menjalankan agamanya dan juga beribadah di negara Indonesia sesuai agamanya dan keyakinannya yang sudah ditetapkan negara.
4. Al-Azhar as-Syarif adalah garda depan washothiyyah Islam yang tercatat sejarah, seribu tahun lebih, dengan Washotiyayah islam ini merupakan metode yang sudah mengakui dan meneguhkan keragaman, dapat menghormati berbagai pandangan dan sikap hormat dalam berbeda dengan orang lain, tanpa meghukumi orang lain yang berbeda dengan kafir (takfîri), fasiq (tafsîqi) dan menuduhnya dengan bid`ah (tabdîi).
5. Sangat diperlukan pembangunan konsep dalam pemikiran, pembimbingan dan juga pendidikan untuk mereka yang sudah keluar dari jalan washathiyyah, yaitu mereka yang menganut buah pemikiran yang ekstrim yang kembali ke tanah air dari negara/daerah konflik. Hal ini dilakukan untuk dapat menjadikan mereka menjadi warga negara Indonesia/WNI yang baik. Al-Azhar as-Syarif dan para ulama-nya dan juga kantor cabang OIAA (Organisasi Internasional  Alumni Al-Azhar) yang ada di setiap negara siap menjalankan konsep itu.
6. Diperlukan desain program baru tentang pendidikan yang dibangun berdasarkan washathiyyat Islam dan anti-kekerasan, Untuk target-sasarannya adalah anak-anak generasi bangsa. Hal dapat diupayakan dengan membangun serta melindungi Anak-anak daripada pemikiran/pelajaran aliran ekstrim yang sangat bertentangan dengan konsep washathiyyah. Oleh karena hal ini, OIAA sudah bersiap sedia untuk mengajari dan sharing pengalaman serta siap mendukung keilmuan dan substansinya.
7. Wasathiyyah Islam merupakan metode amaliyah dalam ibadah, menjalankan muamalah, menjalankan roda perekonomian, bersosial dan praktek di seluruh lini kehidupan. Washathiyyah merupakan solusi untuk menghadapi efek Islamo-fobia yang sekarang ini muncul dikarenakan berbagai macam gerakan terorisme, dan aksi ekstrim lainnya.
8. Perlunya diselenggarakan kembali model seminar dan banyak konferensi, dan juga memanfaatkan Sosmed (media sosial) untuk memproklamirkan konsep wasathiyyah dan juga yang paling penting adalah mengcounter dari pemikiran ekstrim. Dan juga diperlukan pemberian bimbingan dan arahan kepada kalangan pemuda Muslim tentang situs yang tersebar di internet yang isinya adalah pemikiran ekstrim/kekerasan.
9. Washathiyyah Islam adalah memanusia-kan dan juga memulia-kan manusia, walaupun dari per-beda-an agama dan juga keyakinan. Washatiyyah juga menanamkan beberapa prinsip dalam bermusyawarah dan berkeadilan sosial untuk seluruh warga negara. Washatiyyah juga menegaskan dalam persatuan dan cinta tanah air dan juga menanamkan karakter dan loyalitas kepada negara dan bangsa. Negara Indonesia telah dirancang oleh pendiri Bangsa dan para ulama yang menjadikan Pancasila sebagai nilai-nilai dasar bernegara. Maka wajib untuk dirawat dan dijaga.

NTB, Islamic Center,
Kota Mataram, Tanggal 28 Juli 2018.